Kartono Yudhokusumo lahir tahun 1926 di Medan. Tumbuh dan besar di tengah kehidupan rombongan pertunjukkan kethoprak, Kartono kecil tidak asing dengan dunia melukisi layar-layar pertunjukkan yang menjadi setting kethoprak - pekerjaan yang dilakukan ayahnya.
Kartono menamatkan Sekolah Atas di Jakarta di bawah bimbingan salah seorang guru bernama: Syafe'i Sumardja. Sedangkan lingkaran seniman seperti S. Sudjojono dan Affandi pernah mondok dengan keluarga Kartono Yudhokusumo kurang-lebih selama 5 tahun.
Kartono berguru melukis pada banyak orang. Ia belajar di bawah sejumlah seniman, di antaranya: C. Yazaki, WFM. Bossardt, B.J.A. Rutgers (1934), T. Akatsuka (1934-1938), E. Dezentje (1936-1938), dan Ch. Sayers (1942-1945). Pada 1945 Kartono pindah ke Yogyakarta. Tahun 1943, ia mendapat penghargaan dari pameran tunggal yang disponsori Poetera (Poesat Tenaga Rakjat) dan beberapa penghargaan lain selama pendudukan Jepang.
Ia bergabung dengan SIM (Seniman Indonesia Moeda) pada tahun 1946, dan dengan anggota-anggota SIM yang lain, Kartono ikut pergi ke Solo, tinggal selama 1947-1948. Ia pindah ke Madiun sementara waktu, dan di tempat ini ia menjadi pemimpin pertama dari Tunas Muda, sebuah asosiasi seniman.
Setelah tahun 1951, Kartono Yudhokusumo tinggal dan bekerja di Bandung, mengajar melukis dan mengepalai Sanggar Seniman, sebuah studio yang ia dirikan pada 1952 dengan bantuan dari Jawatan Kebudayaan, Kementrian Pendidikan. Karya-karya Kartono cukup banyak menjadi koleksi istana Presiden Sukarno. Kartono meninggal di Bandung, 11 Juli 1957 akibat kecelakaan lalu lintas.